Ketika senja tak kunjung datang menyambut petang dan
ketika fajar urung menjelang menggantikan malam, tinggallah gulita tatkala
gemintang bukan lagi primadona disana, ibarat katastrofe yang menghujaniku
tanpa memberiku waktu untuk berusaha melawannya.
Ketika
alam bersajak, dedaunan bertiup mengalunkan indahnya harapan, rerumputan
bergoyang menarikan kebahagiaan, gemercik air turut berseru mengisyaratkan
keindahan. Langitpun tahu tentang perasaanku, warnanya membiru dan memutih
memancarkan pesonanya, senyum mentaripun menemaniku hingga berlalu menuju
peraduannya. Alam benar-benar mengerti akan aura ini.
Rinai
rindu yang mengusikku sejak dua hari yang lalu membuatku mengingat memoar itu, aku
terdiam beberapa saat hingga rasa ini benar-benar merindu, bersanding
kegamangan yang juga mengusikku, aku berusaha menghapus nanar dalam pikiranku,
menghapusnya hingga kini hanyalah rindu yang menghiasi relungku.
Seseorang terkejut, mimpi indah di tidur siangnya berubah
menjadi mimpi buruk yang tiba-tiba membangunkannya. Dengan sigap ia berlari menuju
sumber suara – kamar yang tak jauh dari kamarnya – tempat yang langsung
memenuhi pikirannya saat ia mendengar suara gaduh dan jeritan itu, pasalnya dua
Lezat
itu relatif, banyak yang berpendapat lezat itu berasal dari aromanya, meski
rasanya tak begitu meyakinkan, begitupun sebaliknya, tak sedikit pula yang
menyukai rasanya tapi enggan dengan aromanya. Ah sungguh, aroma dan rasa itu
bagaikan aku dan kamu yang terkadang menjadi kontroversi namun sebenarnya
adalah dua sisi penyempurna dari hal itu sendiri.
Seorang pemuda tampan
berhenti. Pemuda 15 tahun itu membawa limas segitiga berwarna cokelat yang
disisi-sisinya berhias ukiran tiga naga melingkari sebuah kota.
Seorang
pemuda terlihat berdebat dengan salah seorang petugas karcis di Stasiun Pasar
Senen. Pemuda berambut gimbal itu merampas tiket yang tengah dipegang oleh
petugas karcis dari balik kaca loket, tangannya menjulur melalui lubang berdiameter
tiga puluh centi meter hingga karcis kini berada
Dua
orang pemuda tampan melewati koridor kelas menuju Music Center Sekolah Harapan Jaya, terdengar teriakan-teriakan
kecil disekitar mereka, sesekali ada yang memberikan bunga, cokelat dan
beberapa bingkisan.