Selasa, 02 April 2013

Chocolate Biscuits


Karya: Bediar

            Dua orang pemuda tampan melewati koridor kelas menuju Music Center Sekolah Harapan Jaya, terdengar teriakan-teriakan kecil disekitar mereka, sesekali ada yang memberikan bunga, cokelat dan beberapa bingkisan.
            “Cel, bantuin gue dong!” teriak Glen menyikut lengan sahabat barunya.
            “Syukurin Loe, capek sendiri kan Loe! Cuekin aja makannya! Haha!” sahut Marcel berlari meninggalkan Glen yang tengah sibuk membopong barang-barang. Beberapa siswi ikut berlari dibelakang Marcel, biasanya mereka akan berhenti jika Marcel menerima pemberian mereka.
Ditengah-tengah kesibukan Glen, handphonenya bergetar, ia memiringkan tubuhnya untuk mengambil handphone disaku celana abunya sembari menjaga barang-barangnya agar tidak berserakan.
            //Glen, kamu capek ya? Tu keringatmu banyak, pengen deh aku lap-in J By: Your secret admirer//
“Siapa si ni orang! Kurang kerjaan!” ucapnya lirih. Ia tidak peduli dan segera memasukkan handphonenya ketempat semula.
***
Malam hari di sebuah kamar,
            Seseorang tersenyum simpul mengusap sebuah foto yang wajahnya tak begitu asing – wajah Glen. Sesekali ia mencium lembut foto yang ada di tangannya itu. Diletakkannya foto Glen lalu diambilnya foto-foto Glen yang lain. Mata indahnya kini mengisyaratkan sebuah rasa yaitu cinta. Ia rebahkan tubuhnya dan membiarkan foto-foto Glen tergeletak disisinya dengan sebuah foto yang masih didekapnya. Diraihnya handphone yang tergeletak tak jauh darinya untuk kemudian jemarinya sibuk mengetik sebuah pesan.
            //Glen, tidur gih, jangan main laptop muluk, jangan tidur malem-malem yah J by:your secret admirer// ia tersenyum untuk kemudian membenamkan wajahnya dibantal pink kesayangannya.
***
Kamar Glen,
            Glen tercekat mendapat pesan dari secret admire nya, bagaimana dia tahu apa yang aku lakukan sekarang? ia menghentikan aktivitasnya, ditinggalkannya laptop yang tengah memamerkan game angry bird di layarnya.
            Tuuuuut! Tuuuuut! Tuuuut! Nomor yang anda tuju sedang sibuk……….
Glen mencoba menghubungi nomor misterius itu berulang kali namun sibuk.
Si pengirim pesan misterius yang satu ini cukup membuatnya kesal, pasalnya sudah satu bulan ini ia belum mengetahui siapa si pengirim pesan misterius itu. Yang membuat Glen semakin kesal sekaligus penasaran adalah si pengirim pesan mengetahui detail aktivitasnya, mulai dari jam berapa dia bangun, keluar rumah, bahkan sampai jam berapa dia tidurpun ia tahu. Diraihnya barang-barang yang diberikan oleh fans-fans nya tadi untuk menghilangkan kekesalannya. Dibukanya satu persatu.
            “Wah, Chocolate Biscuits” ucap Glen girang stelah membuka bungkusan berwarna pink yang ternyata berisi makanan kesukaannya. Terselip sebuah kertas yang juga berwarna pink di atas biskuitnya. Sementara mulutnya sibuk dengan biscuit, tangannya meraih kertas pink yang terselip disana. Ia bangkit. Melangkah perlahan sembari membaca kata demi kata dalam kertas itu.

            Kamu mampu mengungkap rahasia yang selama ini membebani hatiku. Disana, tumbuh cinta sejati yang baru aku sadari – setelah bertemu denganmu. Aku berusaha menolak, tetapi hatiku begitu menginginkannya. Hingga, aku hanya bisa menjadi secret admirer-mu tanpa berani mengungkapkannya. Terimakasih atas cahayamu yang membawaku pada cinta yang sesungguhnya – meski, kita ditakdirkan untuk berada di jalan yang berbeda. J By: Your Secret Admirer

Glen tersendak, keningnya berkerut – seperti memikirkan sesuatu, diraihnya handphone dan segera mnekan tombol yang ada di handphonenya.
            “Thanks ya buat biskuitnya, enak lho! Besok bawain lagi ya? J” ketik Glen sembari menyeringai – seperti ada yang ingin ia rencanakan.
***
            Toko kue yang terletak tak jauh dari Sekolah Harapan Jaya tampak sepi, hanya terlihat beberapa muda-mudi berseragam putih abu-abu berlalulalang didalamnya. Dari kejauhan, tampak seseorang tengah sibuk mengamati gerak-gerik setiap orang disana. Mata indahnya tak lepas dari sekitarnya, ia melangkah, menuju toko kue yang tampak sepi itu. Sepuluh menit berselang, seseorang itu menuju kasir dengan membawa chocolate biscuits. Ia senyum-senyum kegirangan. Ia melangkah pergi menuju rumah mewah yang jaraknya tidak begitu jauh dari sana. Rumah mewah itu berdampingan dengan rumah Glen. Dia segera menuju kamar yang berhias foto-foto Glen. Ia yang memutuskan untuk tinggal sendiri sejak kedua orang tuanya bercerai dua bulan lalu leluasa untuk melakukan apa saja dengan rumahnya itu.
Seseorang itu berdiri di jendela kamarnya, mata indahnya menatap tajam kearah jendela kamar Glen. Ia dengan leluasa dapat mengamati segala aktivitas Glen dari sana.

Sementara itu, Glen yang sudah curiga dengan secret admirer nya mengikuti seseorang itu sejak di toko kue tadi.
            Benar dugaanku, ada yang tidak beres denganmu! Dasar Penipu! ucap Glen dari sudut gerbang rumahnya dan menatap tajam kearah jendela seseorang yang tengah berdiri mengamati kamarnya itu. Seseorang yang menjadi sahabat barunya sebulan lalu – Marcel. Matanya memerah marah. Rautnya begitu kesal. Diremasnya kaleng minuman isotonic yang sedari tadi menemaninya. Glen melangkah pergi.

Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar