Karya Tulis Ini Pernah Menjadi Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Biologi GEMPITA 2012 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta FKIP Universitas Lampung.
TEMPE BIJI KARET (TEMBIKAR) SEBAGAI SUMBER NUTRISI POTENSIAL UNTUK MEMAKSIMALKAN PERKEMBANGAN JARINGAN OTAK GENERASI NATION’S FUTURE
Oleh:
BEDI ABDUL ROHMAN
/9942590938
REZA ARIEF FAUZAN
/9944354125
SYAMSUL ARIFIN
/9941990456
Sekilas Tentang Latar Belakang Karya Tulis ini
Tempe merupakan makanan yang sangat populer dikalangan masyarakat
Indonesia, tempe memiliki gizi yang tinggi dan biasanya dijadikan lauk-pauk
dalam keseharian masyarakat. Tempe hampir disukai oleh semua lapisan masyarakat,
baik lapisan masyarakat berekonomi menengah kebawah maupun masyarakat
berekonomi menengah keatas. Selain harganya lebih murah dibanding lauk-pauk
lainnya, tempe juga memiliki kelebihan lain, yaitu cakupan gizi pada tempe yang
tinggi terutama dalam memenuhi kecukupan kebutuhan protein.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh.
stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai ragi tempe. Tak bisa dipungkiri keberadaannya mulai mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan
tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe
diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Dan
sekarang Indonesia berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih
cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.
Beberapa pihak mengkhawatirkan
kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum
karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang
(memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Tempe pada umumnya terbuat dari kedelai. Namun, kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe mengalami kenaikan harga
dan produksi kedelai nasional yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam
pembuatan tempe sehingga diperlukan jalan alternatif untuk menggantikan bahan
baku kedelai dengan bahan baku lainnya yang kandungan gizinya tidak kalah dengan
tempe berbahan baku kedelai.
Usaha pemecahan masalah dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Melalui telaah pustaka kemudian setelah itu dijabarkan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang logis, dinamis, objektif dan realistis yang merupakan pemikiran kritis penulis dari berbagai sumber terperinci yang kami analisis berdasarkan pandangan terhadap situasi dan kondisi yang berkembang saat ini sehingga diperoleh kesimpulan tentang pemecahan masalah yang terjadi secara keseluruhan yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat yaitu dengan mengganti kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe menjadi biji karet sebagai solusi cerdas pengganti bahan baku tersebut.
Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian antara 39 Mdpl. Di bagian Utara mengalir
sungai besar yaitu sungai Muara Dua yang merupakan bagian
hulu dari Way Mesuji. Secara morfologi merupakan daerah dataran sampai dengan
dataran bergelombang. Areal ini umumnya dimanfaatkan untuk areal Pertanian,
Perkebunan, dan Pemukiman. Mengingat hal itu, tidak heran jika komoditas
utama Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah karet. Luas
areal lahan
yang ditanami karet adalah 20.872,24 Ha (id.wikipedia).
Biji karet selama ini
hampir tidak mempunyai nilai ekonomis sama sekali dan hanya dimanfaatkan
sebagai benih generatif pohon karet saja. Padahal, biji karet memiliki kandungan minyak nabati yang
tinggi dan memiliki asam lemak tak jenuh yang tinggi sehingga cocok sebagai
bahan baku pembuatan makanan yang sehat. Salah
satu alternative produk olahan yang dapat dibuat dari biji karet adalah Tempe. Selain harganya terjangkau, Tempe biji karet ini memiliki kandungan asam lemak tak jenuh Omega 3 dan Omega 6 yang sangat diperlukan bagi perkembangan otak pada anak-anak. Selain itu
biji karet juga memiliki kandungan Omega
9 dan protein yang cukup tinggi.
Kandungan asam lemak tak jenuh Omega 3 dan Omega 6 sangat diperlukan bagi perkembangan jaringan otak pada anak-anak. Anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa yang akan mempengaruhi
kemajuan bangsa itu sendiri setidaknya membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk
perkembangan jaringan otak mereka. Salah satu solusi cerdas untuk memaksimalkan
perkembangan jaringan otak pada generasi-generasi bangsa adalah dengan
mengonsumsi tempe biji karet.
Naaah,.. mau tau Bagaimana cara membuatnya,...?
Okey, Let's Read..
Mengolah biji
karet menjadi tempe tidaklah sulit, hampir sama dengan pembuatan tempe-tempe
pada umumnya. Bedanya, bahan baku pembuatan tempe yaitu biji karet harus
mendapat perlakuan istimewa, pasalnya dalam biji karet terdapat sianida yang
berbahaya bagi tubuh, kadar sianida dapat dihilangkan dengan cara direndam dan
direbus cukup lama.
Lama perendaman, dan perebusan mempengaruhi penurunan kadar sianida dalam
pengolahan biji karet menjadi tempe. Kadar asam sianida (HCN) pada biji karet yaitu
0,3%, semakin lama direndam dan direbus maka semakin rendah kadar sianida
tempe.
Dalam percobaan ini, biji
karet direndam selama 1 x 24 jam, kemudian direbus
selama 1 jam kemudian buang bagian kulit luarnya dan
bakal daun. Biji karet yang sudah bersih dari kulit itu kemudian direndam kembali selama 1 x 24 jam lalu dikukus, dan setelah
itu didinginkan kemudian diberi ragi tempe (Rhizopus
oryzae) lalu membungkusnya dalam kemasan.
Secara rinci proses tersebut sebagai berikut :
1.
Disiapkan biji karet sebanyak 1 kilogram
2.
Biji karet dicuci bersih untuk
menghilangkan kotoran pada kulit biji
3.
Selanjutnya biji karet di buang
kulitnya dengan cara memecahkannya
4.
Setelah terpisah dari kulitnya,
daging biji direndam selama 1 x 24 jam
5.
Setelah direndam kemudian di
rebus selama 1 jam
6.
Tiriskan dan
biarkan hingga dingin , setelah dingin air rebusan di
buang
lalu buang bakal daun yang terdapat di dalam biji.
7.
Setelah itu, rendam
kembali biji karet selama 1x24 jam, selama proses perendaman, air rendaman harus selalu diganti 3 kali sehari.
8.
Biji karet lalu di cuci dan di
kukus ± 30 menit
Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisa didalam
Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisa didalam
panci dibuang, kemudian biji karet dipindahkan ke tampah dan
diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, biji karet dibiarkan dingin sampai
permukaan keping karet kering dan airnya menetes habis
9.
Setelah dingin, taburkan ragi
tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak ± 2
gram ( 0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk – aduk sampai
rata.
Penambahan ragi bertujuan guna mempercepat/merangsang
pertumbuhan jamur. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu
keberhasilan dalam membuat tempe
10.
Selanjutnya tempe dikemas
sesuai dengan selera, dapat menggunakan
plastik ataupun daun pisang.
11. Plastik atau daun pisang yang telah berisi biji karet dilubangi
dengan
menggunakan jarum yang terbuat dari kayu ukuran kecil kira-kira 8 - 10
lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
12.
Tempe disimpan di tempat yang
tidak tertutup (pada suhu kamar)
untuk menghindari pembusukkan pada tempe karena suhu yang terlalu
panas, usahakan ditempat yang terjadi sirkulasi udara.
13.
Tempe didiamkan kurang lebih
selama 2x24
jam.
14.
Setelah itu, tempe siap diolah
menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi.
Proses pembuatan tempe dari biji karet tidaklah rumit, sehingga kemungkinan
untuk mengembangkannya sangatlah besar, apalagi didukung dengan
ketersediaan bahan baku yang banyak di alam, kandungan protein tempe dari karet lebih tinggi
dari tempe dari kedelai selain itu tanaman karet dapat dibudidayakan dengan
baik di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang komoditas utamanya
adalah Karet. Luas areal lahan yang ditanami karet
adalah 20.872,24 Ha, dengan hasil produksi 7.915,88 ton.
Perbandingan kadar protein tempe biji karet dengan tempe kedelai:
NO
|
Jenis
|
Presentase Protein
|
1
|
Tempe biji karet
|
30,15
|
2
|
Tempe kedelai
|
22,41
|
Tabel 2. Perbandingan kandungan protein pada tempe biji karet dengan tempe
kedelai. Sumber : (Wizna, Mirnawati, Jamarun, dan N.
Zuryani, Y. 2000) dan http://nippontori.multiply.com/journal/item/34
Kandungan gizi pada tempe karet terutama protein mengalami
peningkatan dibandingkan dengan biji karet yang murni, selain itu tempe dari biji karet memiliki
kandungan protein yang lebih besar dari pada tempe yang berasal dari kacang
kedelai.
Adapun Kelebihan tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg):
Adapun Kelebihan tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg):
a. Tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) lebih lembut dari
pada tempe dari kedelai.
b. Tempe biji karet (Hevea
brasiliensis Mull.Arg) tidak cepat menjadi tempe
busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.
Oke deh,.. yang mau nyoba,.. silahkan,.. yang gx mau jg gx pa" hehe... ^_^
Pengen tau info lebih lengkapnya hubungi saya ya (Facebook) atau (Twitter) jangan lupa Add and Follow dulu (y) :D
Pengen tau info lebih lengkapnya hubungi saya ya (Facebook) atau (Twitter) jangan lupa Add and Follow dulu (y) :D
Menarik dan bermanfaat sebagai pengganti kedelai,mohon ijin ngopy caranya untuk bisa di praktekin.thanks...
BalasHapusMakasih, sma" gan, waduh udh lama ni gk nengok blog sendiri hehe :D, jangan lupa follow gan, nanti sy follow jg.
BalasHapus