Karya: Bediar
Kupatahkan imajinasi
Berasa gatal menggores ari
Terlihat lamur di pelupuk ini
Kelam berbinar-binar
Selubung kisah di lembaran pilu
Mendung bernyanyi riang
Mengais hujan di tanah gersang
Peluh kecut tak berpaling
Lusuh sandang tak pernah ganti
Lelah tangan mungil tak pernah henti
Mengais belas sang penguasa
Mentari terik di pertengahan siang
Seperti payung sehari-hari
Aspal panas nan pekat
Seperti alas sehari-hari
Kabut kotor melekat keji
Menghiasi setiap titik di tubuh ini
Dengan kobaran semangat yang tetap jingga
Sang penguasa
Kutantang kau dengan teorimu
Kuremukkan dengan omong kosongmu
Kuleburkan dengan caramu sendiri
Sang penguasa
Lihatlah ulahmu
Betapa banyak bibit kau sia-siakan
Betapa banyak manusia kau telantarkan
Betapa banyak generasi kau singkirkan
Sang penguasa
Ingatlah janji dalam teorimu
Setiap kata dari omong kosongmu
Setiap perilaku dari caramu
Sang penguasa
Aku hanya sebagai pengingat
Sebelum kau di hujam beribu semangat
Dari bibit yang berkobar jingga
Aku hanya sebagai penasihat
Sebelum kau runtuh tak beraturan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar